Abstract
Since severals century ago until now, French is very Populer for food, culinary technique and chef, the question is “why?”, based on several sources there are also severals points why most of the people  around the world agree why this country could be the center or Mecca for cuisine, the points are :  culinary books, chef and  culinary schools. These are the importans points why French cooking technique is so famous and adapted arounds the world. This journal try to answer the question why French cooking technique is using around the world.
Keywords : French,  chef,  culinary technique, culinary books, culinary schools
Pendahuluan
Jika kita mendengar kata Perancis di benak kita yang pertama kali terbayang adalah Menara 
Eiffel. Yang menjadi simbol atau lanskap kota Paris. Disamping itu tentu modenya, makanan 
dan minumannya( Wine). Yang menjadi pertanyaan di dalam hati  adalah mengapa ? Mengapa 
Paris bisa menjadi pusat dunia?
Dalam hal ini saya  pembahasan akan dikhususkan mengenai mengapa masakan Perancis bisa 
menjadi terkenal didunia dan menjadikan pengaruh yang sangat kuat kepada negara-negara lain 
di dunia. Hal ini tentunya harus kita lihat dari sisi sejarahnya, bangsa ini terkenal mempunyai 
semboyan “Hidup Banguntuk Makan” bukan sebaliknya.
Bagi mereka makanan bukan hanya sekedar pengisi perut. Bagi mereka makanan adalah sebuah 
Mahakarya yang tinggi, sebuah seni dan sebagai contoh sekolah masak mereka bisa dipastikan 
dalam bahasa Peracis adalah “Academie d’Art Culinaire” atau dalam bahasa Indonesia Akademi 
Seni Memasak dan mereka juga menyebut “Haute Cuisine” untuk tehnik memasak tinggi. 
Karena Haute sendiri artinya adalah High dalam bahasa Inggris atau Tinggi dalm bahasa 
Indonesia
Tentu saja Negara ini mempunyai sejarah yang cukup panjang sehingga menjadi pusat dunia 
untuk urusan memasak, hal ini tidak didapat dalam hitungan tahun, bahkan ratusan tahun, 
seperti pepatah mengatakan,”Roma tidak dibangun dalam semalam”.
Orang Perancis mempunyai rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi, sehingga pada saat 
ini sangat jarang nama-nama yang berbau asing  di jumpai di Perancis, mereka sangat bangga 
akan produk dalam negeri mereka.
Seni Memasak Perancis
A.    Sejarah Seni Memasak Masakan Perancis
Pada tahun 1500SM & 500 SM bangsa Celtic Gaul memasuki area yang sekarang menjadi 
Negara Perancis, bangsa inilah yang mengajarkan penduduk taklukannya bertani dan bercocok 
tanam, dan membagi wilayah-wilayah menjadi propinsi seperti sekarang. Bangsa Galia atau 
Celtic Gaul inilah yang sekarang menjadi orang Perancis.(France,Lonely Planet,2003)
Dari mana orang Perancis mendapat tehnik memasak yang seperti sekarang ini? Sangat 
mengejutkan, bahkan banyak juga orang tidak menyangka bahwa bangsa adi daya  pada waktu 
itu yaitu Romawi dan begitu juga Itali itulah jawabannya.sa inilah yang ikut berperan kuat daam 
mempengaruhi tehnik memasak Perancis.
Kembali pada masa dahulu, ketika bangsa ini masih bernama Galia dan masih terdiri beberapa 
suku dan pada waktu itu bangsa Romawi sedang  gencar-gencarnya memperluas wilayahnya 
pada jaman Julius Caesar.Galia sendiri takluk dibawah kekuasaan Romawi pada tahun 50-an 
SM.(France, Lonely Planet,2003)
Setelah bangsa ini menjadi taklukan Romawi mulailah pengaruh bangsa penakluk ini mengisi 
kehidupan bangsa Galia, dalam hal ini salah satunya adalah makanannya.
Selain itu masakan Perancis sangat variatif, hanya Cinalah yang bisa dikatagorikan sebagai 
Negara yang bisa dikatakan menyaingi masakan Perancis itu. Tetapi kenapa bukan Cina yang 
mendunia dan menjadi kiblat bagi masakan dunia? Mengapa Perancis? Bukankah Cina adalah 
Negara yang mempunyai budaya cukup tua dibandingkan Perancis? Kalau mengenai variasi 
makanan kenapa bukan negara kita tercinta yaitu Indonesia?
Selain dari pada bangsa Romawi ternyata tanpa disangka seorang Puteri penguasa Florence 
Itali yaitu Catherine Medici (1533) yang menikahi Raja Henri II dari Perancis,memberi pengaruh 
yang sangat kuat terhadap perkembangan tehnik memasak di Perancis hingga saat ini, sang 
putri dengan lengkap memboyong para chefnya baik itu chef de cuisine maupun pastry. 
Keluarga Medici sangat terkenal dengan kumpulan menu-menunya dan banquet-nya. Mereka 
ini jugalah yang mempengaruhi banyak hal dalam tehnik memasak Peracis pada saat ini. Dan 
tidak dapat disangkal bahwa Catherine Medicilah yang juga mempengaruhi dan 
memperkenalkan tehnik memasak Perancis yang sekarang sangat terkenal itu.( Gisslen,2007).
Makanan atau masakan bangsa Galia pada awalnya merupakan masakan-masakan yang 
pembuatannya sangat simpel, hanya menggunakan metode bakar dan rebus, tidak 
menggunakan tehnik-tehnik yang variatif seperti pada saat ini.
Setelah kekaisaran Romawi runtuh maka mulailah Perancis berbentuk kerajaan dan kekaisaran 
dan pada jaman tersebut masakan dan makanan Perancis menemukan masa 
kegemilangannya,tetapi belum menyebar ke seluruh dunia.Pada waktu kekuasaan Romawi, 
Ikan dan binatang buruan(game) sangatlah popular.Bangsa Moors memperkenalkan Kambing 
melalui bangsa Spanyol (Pada waktu itu bangsa yang berasal dari Afrika Utara dan beragama 
Islam ini mengusai semenanjung Iberia yaitu Spanyol dan Portugal selama kurang lebih 8 abad) 
dan juga memperkenalkan rempah-rempah seperti lada, jinten, jahe, kayu manis dan kapulaga 
serta rempah-rempah lainnya. Selain bangsa Romawi daerah inipun terpengaruh pula oleh 
beberapa bangsa seperti Inggris,Jerman, Spanyol,Basque, Italia, Yunani, Arab dan Timur 
Tengah.
B. Penyebaran Tehnik Memasak Perancis.
Penyebaran budaya Perancis yang salah satunya adalah makanan, tersebar pada waktu Perancis 
menjadi negara kolonial dan pada waktu bangsa ini berusaha menyaingi Inggris sebagai negara 
kolonial, jajahan Perancis tersebar di seluruh dunia dan bahasa Perancis digunakan di lebih 52 
negara di seluruh dunia. 
Trubek (1995) : Mengapa makanan Perancis dari dulu dikenal mempunyai nilai yang tinggi, 
bukan hanya di Perancis tapi juga diluar Perancis?” Weathon(1983) Para chef dari Perancis akan 
lebih mudah mencari pekerjaan di luar negaranya.Terdapat beberapa bukti bahwa para chef di 
pekerjakan di Jerman dan Inggris, mereka bekerja pada keluarga para bangsawan, pada 
pertengahan tahun 1700-an, chef Cloet dari Perancis menjadi kepala juru masak untuk Duke of 
New Castle, seorang bangsawan dan figure dari pemerintah yang cukup berpengaruh pada masa 
itu.  
Dan ini bukan berarti bahwa negara-negara lain tidak mempunyai chef yang mempunyai tehnik 
yang baik, permasalahannya adalah mereka tidak menyebarkan tehnik-tehnik tersebut ke luar dan 
hanya berkutat di lingkungan istana-istana mereka saja. 
Dan harus juga diingat bahwa tehnik memasak Perancispun didapat dari negara-negara yang 
menginvasi mereka sekian abad yang lalu dan begitu juga beberapa negara sekitar Perancis atau 
para negara tetangga, terutama Romawi dan dilanjutkan oleh para keturunannya Chaterine 
Medici, karena seperti yang kita ketahui bahwa Bangsa Romawi inilah adalah cikal bakal Negara 
Itali.  Dan para chef Perancis ini bekerja di luar negaranya adalah salahsatunya karena faktor 
ekonomi, mendapatkan pengahsilan yang lebih baik lagi(Trubek:1995)
Pada abad 17 salah seorang Chef ternama yaitu Françoise-Pierre de La Varene  yang hidup 
antara tahun 1615-1678 menulis sebuah buku berjudul Le Cuisinier Françoise, dan di terbitkan 
pada tahun 1651, hal ini bisa dikatakan menjadikan suatu gebrakan yang luar biasa. Instruksinya 
ditulis dengan detil, resepnya dibuat berurutan secara alfabetikal dan memperkenalkan tehnik 
baru seperti kegunaan pengental pada saus,yaitu Roux karena sebelumnya mengentalkan saus 
adalah menggunakan roti       
Selain itu bangsa ini juga bisa dikatakan adalah bangsa yg pertama kali mengembangkan tehnik 
memasak dan menyebarkannya ke seluruh dunia, terutama pada jaman Kaisar Napoleon 
Bonaparte, selain menyebarkan masakan dan budaya Perancis, Kaisar Napoleon juga sekaligus 
mengirim para chef handal untuk menyebarkan tehnik-tehniknya, inilah salah satu yang ikut dan 
membuat masakan Perancis menjadi sangat popular didunia dan selalu identik dengan keindahan, 
elegan dan kemewahan.
Pada masa sebelum terjadinya Revolusi Perancis, seluruh pengolahan makanan dikontrol oleh 
Guilds, Guilds inilah yang memberi ijin (license) kepada pengusaha pengolahan makanan. Jadi 
seperti katering, tukang potong daging, pembuat roti, kue dan pemanggang harus mempunyai ijin dari Guilds. 
Dan pada masa itu para pengusaha penginapan tidak bisa memproduksi makanannya  
untuk para tamunya, mereka harus membeli berbagai macam jenis makanan dari para 
pengusaha makanan yang yang telah mempunya ijin dari Guilds. Dengan metode seperti ini 
maka para pelanggan atau tamu tidak mempunyai pilihan menu yang 
banyak.( Gisslen, 2007) 
M.Boulanger  seorang warga Paris, pada tahun 1765 megiklankan usahanya bahwa ia 
menyajikan sup, menurut cerita salah satu masakannya adalah kaki kambing disajikan dengan 
saus krim, para pemilik ijin membuat stew yang mempunyai ijin dari Guilds menantangnya di 
pengadilan, tetapi Boulanger memenangi tantangan itu di pengadilan, karena menurut klaim dari 
Boulanger ia tidak memasak dan menyajikan kaki sapinya dengan metode stew tetapi 
menyajikannya dengan saus krim. Dengan penetangan dari Boulanger terhadap aturan-aturan 
Guilds, maka ia pun bisa dikatakan membuat sejarah perubahan dalam hal penyajian  hingga 
dewasa ini.( Gisslen, 2007) 
Penyajian makanan mengalami perubahan yang sangat signifikan pada waktu terjadinya 
Revolusi Perancis yang terjadi di awal tahun 1789. Pada masa sebelum Revolusi para Chef 
terbaik hanya bisa dipekerjakan oleh para bangsawan. Dengan adanya Revolusi, secara tiba-tiba 
para chef ini kehilangan pekerjaan, mereka membuka restoran di Paris dan sekitarnya, untuk 
menunjang kehidupan mereka. Dan Pemerintahan Revolusi menghapuskan Guilds. 
Restoran, penginapan di berikan kesempatan dan dibebaskan untuk mengolah dan menyajikan 
makanan mereka sendiri, sambutan dari masyarakat Paris sangatlah menggembirakan. Pada awal 
revolusi saja terdapat kurang lebih 50 restoran dan 10 tahun kemudian berkembang menjadi 
kurang lebih 500 restoran.( Gisslen,2007)
Satu lagi inovasi yang terjadi pada abad 18, yang merubah organisasi dapur adalah kompor gas, 
yang jelas alat ini lebih mudah dikontrol apinya, lebih simple, praktis dan lebih bersih dan tidak 
lama kemudian dapur di bagi menjadi 3 (tiga bagian) yaitu,rotisserie (daging) dibawah kontrol 
Chef Meat atau rotisseur, Chef Pastry atau Patissier dan Cook atau Cuisinier. Para Chef 
tersebut bertanggung jawab kepada Cook atau Cuisinier yang juga dikenal dengan nama  Chef 
de Cuisine.(Gisslen, 2007)
Pada jaman Louis XIV, tata cara makan mengalami perubahan, dia melakukan langkah yang 
besar dan sangat bagus di istanya Versailles. Garpu mulai terlihat secara regular dan selain pada 
masa itu penyajian makanan disajikan dalam jumlah yang besar seperti prasmanan tetapi para 
tamu dan raja tetap duduk, dalam hal ini makanan akan dengan cepat menjadi dingin. Maka dia 
memperkenalkan penyajian makanan dengan berurutan seperti pada set menu atau table d’hote. 
Memasak menjadi terspesialisasi, dan juga mulai terlihat kontainer-kontainer yang aneh serta 
alat-alat saji untuk persiapan makan secara individual
 
 
Marie-Antoine Carême (1784-1833)
Mungkin dia inilah bisa  disebut sebagai Chef selebriti yang pertama,  dan dia juga bisa disebut 
sebagai chef terbaik pada jamannya,hal ini dikarenakan dia menjadi chef buat kalangan 
aristokrat seperti para raja para kepala negara dan para orang-orang kaya dan ternama dan dia 
jugalah yang mengkreasi makanan menjadi terlihat mewah dan elegan. Dia pulalah yang mulai 
membedakan dengan apa yang di sebut dengan Home Cooking (masakan rumah) dengan 
Professional Cooking (masakan professional). ( Gisllen,2007).
Georges-August Escoffier (1847-1935)
Chef terbaik pada masanya, dan dikenal sebagai bapak chef abad 20. Dua konstribusinya adalah :
1. Penyederhanaan masakan klasik dan menu klasik
2. Re-organisasi dapur.
Buku-bukunya hingga sampai saat ini masih dijadikan referensi para chef hingga seperti Le Guide Culinaire. ( Gisslen, 2007)
Setelah generasi Escoffier adalah Fernand Point (1897-1955) dia jugalah yang termasuk 
menyederhanakan masakan klasik, beberapa dari anak didiknya seperti Jean Paul Bocuse dan 
Pierre Troisgros serta Alain Chapel menjadi para bintang dalam bidang memasak modern, 
mereka inilah yang menciptakan Nouvelle Cuisine di awal tahun 1970-an  dan hasilnya adalah 
sebuah pendekatan yang benar-benar baru dalam hal penggunaan bahan-bahan untuk 
makanan,memasak & pemberian saus, begitu pula penyajian dalam piring. Porsi lebih kecil, 
penampilan lebih berseni, kombinasi dari bahan-bahan yang baru menjadi sebuah tanda dalam 
seni memasak( CIA,2006).
Perbandingan Tehnik Memasak di Dunia
   | 
 | Perancis | Eropa | Asia | Amerika | 
   | Tehnik | -Frying -Baking -Roasting -Steaming -Poaching -Boiling -Braising -Brading | -Frying -Baking -Roasting -Steaming -Poaching -Boiling -Braising -Brading | -Velveting -Red   Stewing -Lacquer   Roasting -Baghar   /tadka; Tarka -Korma -Bhuna -Dum -Tandoori -Shioyaki -Teriyaki -Nimono -Sukiyaki -Umani -Mushi -Chawan   Mushi -Pokkum -Tetch’im -Cholim -Chongol -Chon/Jon -Kui -Maru’n   panch’an -Chorin 
 
 | -Barbeque 
 | 
   | 
 | 
 | 
 | 
 | 
 | 
   | Penyajian | Silver   Service Guéridon Buffet | Russian Smorgasbord Buffet | 
 | Plate   Service Buffet Cafetaria | 
   | Budaya | Banquet 
 | Banquet | Banquet | Banquet | 
   | Marketing | Migrasi,Penaklukan, Kolonisasi   promosi, Migrasi | Penaklukan,   Kolonisasi promosi, Migrasi | Penaklukan,   Migrasi, Promosi | Penaklukan,   promosi | 
Penyajian
Juga kita lihat bagaimana makanan itu disajikan setelah siap untuk di konsumsi oleh tamu, ada 
beberapa penyajian yang sudah ada dari jaman dahulu hingga sekarang. 
Plate Service
Penyajian ini adalah penyajian dasar dan paling umum, pramusaji harus mempunyai keahlian 
dalam mejalankannya, dikarenakan pada waktu menyajikan dan membawanya tidak boleh 
merusak tatanan dalam piringya, harus bisa membawa 2-3 piring. Biasanya penyajian disajikan 
dari arah kanan tamu dan mengambil dari arah kiri.
Silver Service
Penyajian yang tehniknya dengan cara memindahkan makanan dari piring utama ke piring tamu 
dengan menggunakan alat saji yang biasanya berupa sendok dan garpu dengan satu tangan, atau 
menggunakan pisau ikan. Dan alat-alat penyajiannya terbuat dari perak.
Russian Service
Penyajian ini dikembangkan dari penyajian di Perancis yang bernama Silver Service
Guéridon Service
Arti Gueridon sebenarnya adalah trolley, digunakan untuk penyajian dan persiapan makan yang 
akan disajikan ke tamu. Penyajian ini caranya adalah mengambil makanan dari Guéridon dan 
disajikan ke piring tamu.
Family Service
Penyajian ini adalah sangat mudah, sama dengan apa yang kita lakukan di rumah, semua 
makanan di taruh di meja dan tamu bisa mengambil makanan sesuai selera mereka.
Smorsgasbord Service
Dalam penyajian ini tamu mengambil sendiri makanan yang diinginkan, dan tamu bisa 
mengambil secara bertahap. Mulai dari makanan pembuka hingga penutup, dan tanpa di bantu 
oleh staf pramusaji
Buffet Service.
Hampir sama denga cara Somrsgasbord, yang membedakan ada pramusaji yang siap melayani 
para tamu.
Cafetaria Service
Dalam penyajian ini para tamu mengambil sendiri makanan yang didingikannya dengan 
menggunakan piring yang ditaruh di atas nampan.(Brown and Hepner:2000)
Budaya
Food is Culture begitulah buku yang di tulis Montanari , M. dan diterbitkan tahun 2004, Oleh 
sebab itu pada waktu tehnik memasak Perancis tersebar baik secara damai dibawa oleh para 
chef Perancis, penaklukan dan lain sebagainya, maka mereka pun membawa budaya tata cara 
perjamuan.
Maka kita akan melihat budaya apa yang pernah ada dan masih berlaku hingga saat ini salah 
satunya adalah banquet atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut denagn nama perjamuan 
makan.
Banquet sendiri sebenarnya adalah bangku panjang yang tidak ada sandaran punggung dan 
sandaran tangan. Bangku ini sagat lazim di gunakan pada perjamuan jaman dahulu, karena 
bangku ini selalu di gunakan pada perjamuan jaman dahulu maka kata banquet menjadi populer, 
tentunya perjamuan jaman dahulu tidaklah seperti sekarang ini yang menggunakan meja segi 
empatdan bulat.
Pada jaman dahulu perjamuan tersebut menggunakan meja panjang dan tentunya bangkunya pun 
panjang juga, kecuali beberapa orang tertentu seperti raja dan ratu yang menggunakan bangku 
tersendiri
Akar sejarah dari masakan modern menu banquet ditemukan pada periode abad  pertengahan. 
Seorang warga Paris yang Profesor Theologi yang hidup pada abad 13 membuat instruksi 
pelayanan yang menjadi patokan pada abad tersebut yaitu Bartholomaeus Anglicus.
Ia menerapkan aturan bagamana tata cara para tamu memasuki ruangan perjamuan(Banquet 
Hall), mulai dari para tamu  memasuki ruangan hingga persiapan-persiapan apa saja yang 
dilakukan oleh para tamu dan para pramusajinya, tata letak makanan, peralatan makanan seperti 
piring sendok & garpu, bahkan kapan para tamu harus mencuci tangan sebelum dimulainya acara 
makan higga acara selesai.(Scanlon:2007) 
Banquet pada abad 21sendiri akar sejarahnyai di ketahui berasal dari Yunani kuno dan Romawi 
kuno, dan telah diketemukan pula di perkuburan bangsawan Mesir kuno yang dipenuhi oleh 
bahan-bahan makanan dan peralatan memasak, dan dipersiapkan agar para bangsawan ini dapat 
melanjutkan kehidupan setealh kematiannya(Scanlon:2007)
Renaissance European BanquetMenu 
Menu yang disajikan pada tahun 1403, untuk Raja Henri VI pada waktu menikahi Joan of 
Navarre. Pada setiap jenis makanan disajikan sotelte, ini adalah makanan yang di bentuk dan ada 
juga makanan yang di cetak pada waktu penyajiannya, bentuknya berupa bentuk binatang.
Abad 18
Pada tahun 1727, penyajian menu menjadi dua jenis penyajian, dengan penyajian ke tiga di 
kurangi menjadi buah-buahan, kacang-kacangan dan keju. Di Amerka sendiri pada tahun-tahun 
tersebut mengikuti menu dari Inggris, yaitu menu-menu dari periode pertengahan tahun 1700-an.
Revisi Menu abad 19
Pada tahun 1867, format menu lebih di susutkan lagi.
Pribumi Amerika(Indian)
Perjamuannya seperti perjamuan yang lain yang biasanya untuk menghormati tamu, pernikahan 
dan upacara-upacara tertentu
Perjamuan Kepresiden Amerika
Perjamuan ini dilaksanakan di Gedung Putih, perjamuan setiap Presiden tentulah berbeda dari 
presiden yang satu dan yang lain, tentunya mengikuti jaman dan masa pemerintahan mereka. 
Ada beberapa perjamuan kepresidenana yang terkenal diantara adalah, Masa Kepresidenan 
George Washington, Thomas Jeferson, Quincy Adams, dan J.F Kennedy.(Scanlon: 2007)
Tehnik Memasak.
Sebenarnya kalau kita membicarakan tehnik memasak didunia dewasa ini dan pada masa dahulu 
telah mengalami beberapa penambahan. Jika yang kita bicarakan adalah Metode Memasak maka 
pada awalnya hanya ada 2( dua) metode memasak yaitu :
1.      Moist Heat Cooking Methods (Metode memasak dengan cairan kecuali minyak)
2.      Dry Heat Cooking Methods ( Metode memasak kering tanpa cairan kecuali minyak)
Kemudian mengalami penambahan yaitu Combination Cooking Methods
Moist cooking Methods meliputi antara lain :
-          Boiling
Metode Memasak dengan menggunakan cairan(misal:air,kaldu,wine) kecuali minyak diatas titik didih.
-          Poaching
Metode memasak dengan menggunakan cairan kecuali minyak ( misal; air, wine, kaldu, susu) dibawah titik didih dengan di campur denagan larutan asam.
-          Steaming
Metode memasak dengan menggunakan penguapan dari cairan seperti air.
-          Blanch
Ada 2(dua) metode yang pertama dengan menggunakan air yang ke 2 menggunakan 
minyak, bagi orang Perancis French Fries itu di Blanch dengan menggunakan minyak.
Dalam penggunaan air ada 2 (dua) cara :
1.      Menggunakan air dingin di awal, didihkan perlahan hingga titik didih, dinginkan 
dengan air dingin. Ini dilakukan jika bahanya adalah tulang dan daging, tujuannya untuk menghilangkan darah atau beberapa kotoran dari tulang dan daging.
2.      Menggunakan air mendidih dari awal, masukan bahan di air mendidih, kemudian pindahkan ke air dingin. Ini dilakukan jika bahannya sayuran. Tujuannya adalah menjaga supaya warnanya tidak pudar dan juga untuk membunuh Enzym yang membahayakan.
-          Simmering
Memasak dengan cara panas sedang, air bergolak dengan lembut (bubbling very gently) 
suhu kurang lebih antara 85°c-96°c
Dry Heat Cooking Methods di bagi menjadi 2 yaitu
•         Dry Heat with Fat and Oil
–        Sautée
Metode memasak dengan menggunakan api besar, minyak sedikit dan bahan-bahannya kecil-kecil potongannya
–        Stir Fry
Metode memasak ini sangat dikenal di Asia, menggunakan api sedang, potongan bahan-bahannya sedang, lebih besar disbanding sautee, panasa sedang dan diaduk aduk.
–        Pan Fry
Metode memasak dengan menggunakan minyak yang jumlahnya sedang dan panasnya juga sedang.
–        Deep Fry 
Metode memasak dengan menggunakan minyak banayk sehingga benda atau bahannya tenggelam dan panas yang cukup tinggi
Dry Heat without Fat and Oil
–        Grilling
Metode memasak menggunakan jari-jari besi seperti memanggang sate, mengunakan arang,listrik atau gas sebagai sumber panasnya. Jari-jari dari besi inilah yg disebut dengan nama Grill
–        Griddling
Dilakukan dengan menggunakan lempengan atau lembaran besi atau baja, biasa disebut dengan nama Gridle
–        Broilling
Metode memasak dengan menggunakan panas dari atas
-          Roasting & Baking
Pada dasarnya ke dua metode ini adalah memasak dengan di kelilingi udara panas di dalam oven. Memasak dengan cara menusuk bahannya sperti kambing guling misalnya yang di masak di bawah api bisa di katagorikan sebagai Roasting.Biasanya Roasting di aplikasikan untuk unggas dan daging dan Baking biasanya di aplikasikan untuk produk-
produk pastry dan roti begitu juga untuk ikan, meskipun pada prakteknya bisa dikatakan perbedaannya sangat kecil atau malah tidak ada sama sekali
•         Combination Cooking Methods
-          Braising 
Metode memasak ini adalah metode dengan bahan-bahannya tertutup dengan cairannya dan disajikan juga sebagai cairannya, dikatakan kombinasi karena sebelum dimasukan cairan daging atau bahannya di coklatkan dulu dengan metode Dry Heat, tapi sebagian chef memasukannya ke Moist Heat Cooking Method. 
-          Stewing
Metodenya sama dengan Braising, hanya saja cairannya di kentalkan menjadi saus (Gisslen,2007)
-          Barbeque(Amerika)
Tehnik ini sangat terkenal dan popular di Amerika, metodenya menggunakan Grill atau gridle, menggunakan arang, gas atau listrik.
-          Velveting(Asia/Cina)
Proses dimana daging,ikan atau makanan laut di balur dengan tepung maizena, putih telur, anggur beras(rice wine) dan garam.
-          Red Stewing(Asia/Cina)
Biasa di sebut dengan nama Hung-shu, metode memasak dengan menggunakan bayak air dan saus kecap, bisa dikatakan sama dengan stewing.Bahan utama yg biasa digunakan adalah daging : Babi, sapi, ham, ayam, bebek)
-          Lacquer Roasting(Asia/Cina)
Tehnik ini biasanya digunakan di daerah Kanton, biasanya bahan utamanya seperti, unggas, ribs, potongan daging sapi, atau bacon dilapisi oleh  campuran gula yang tinggi semisal,madu, gula jagung,maltose, dan gula dicampur dengan minyak atau kecap.
-           Baghar /Tadka;Tarka(Asia/India)
Membumbui bahan utamaseperti, sayuran, daging dan ikan rempah-rempahyang dipanaskan dengan ghee(lemak) atau minyak, biasanya menggunaka paling tidak empat jenis Spices (rempah-rempah yg berbentuk, biji-bijian, kulit kayu, akar) yg di giling.
-          Bhuna (Asia/India)
Sama denga stir fry tetapi menggunakan sedikit air.
-          Dum(Asia/India)
Metode memasak steam(kukus) 
-          Korma(Asia/India)
Sama dengan Braising
-          Tandoori(Asia/India)
Memasak dengan menggunakan metode grilling, baking dan roasting. Dimasak dengan menggunakan tusukan didalam Tandoor.
-          Shioyaki(Asia/Jepang)
Sangat mudah dan cepat, biasanya untuk ikan, ikan dibumbui dengan garam dan di masak dengan cara Broilling, kulit ikan menghadap ke atas.
-          Teriyaki(Asia/Jepang)
Bahan utamanya direndam dengan Shoyu dan Mirin dan kemudian dimasak dengan metode broiling.
-          Nimono(Asia/Jepang)
Cara memasak dengan cara di rebus dan menguunakan kaldu, bahan-bahannya di masukan semua.
-          Sukiyaki (Asia/Jepang)
Memasak dengan menggunakan plat baja(gidle), pada jaman dahulu denga menggunakan api secara lansung, pada masa sekarang ada 2(dua) cara penyajian disiapkan di meja (nabenomo) atau dengan caara simmering dengan cairan bumbu(Nimono)
-          Umani(Asia/Jepang)
Termasuk jenis nimono yang padaterakhirnya di rebus
-          Mushi(Asia/Jepang)
Bahan-bahannya di beri garam pada waktu mau di kukus.
-          Chawan Mushi(Asia/Jepang)
Menggunakan metode kukus dan bahan-bahanya dimasukan kedalam wadah keramik dan di tutup dengan egg custard.
-          Pokkum(Asia/Korea)
Metode yang umum digunakan untuk memasak sayuran, sama sepei menumis, dan dalam hal ini tidak menggunakan wok.
-          Tetch’im (Asia/Kora)
Sama dengan proses blanching
-          Cholim (Asia/Korea)
Tehnik atau metode merendam denga garam, biasanya sayuran utnuk di awetkan dan menguatkan teksturnya. Stelah itu baru di beri bumbu. Misalnya Kimchi.
-          Chongol (Asia/Korea)
Atau biasa disebut dengan nama table top hot-pot, sama dengan sukiyaki dan shabu-shabu.
-          Chon/Jon (Asia/Korea)
Atau biasa disebut dengan nama Grilled dishes, bahan-bahannya didiris tipis dan di grill tetapi sebelumnya direndam dengan bumbu.
-          Maru’n panch’an (Asia/Korea)
Pengawetan dengan garam atau dikeringkan denga panas matahari
-          Chorin(Asia/Korea)
Memasak dengan mengunakan saus rempah-rempah yang pedas, dimasak pelan simmering, sehingga cairannya meresap ke dalam bahan-bahannya dan megkaramelisasi.
(CIA,2006)
Mengapa Harus Perancis
Ya mengapa harus Perancis, setelah kita membaca jurnal ini kita baru mengetahui, bahwa bangsa 
Perancislah yang mulai menyebarkan tehnik-tehnik memasaknya bukan saja keluar dari istana-
istananya tetapi juga keluar negara Perancis, hal inilah yang tidak dilakukan oleh negara-negara 
lain seperti halnya Cina, India dan negara-negara yang ada di Eropa.
Attention to Details, itulah yang di tekankan para chef ke dirinya sendiri dan para anak 
buahnya.Mengenai perhatian yang detil, saya sendiri pernah mengalaminya, baik pada waktu 
bekerja di Indonesia sebagai Chef de Partie dengan Excutive Chef dari Perancis, maupun pada 
waktu menimba Ilmu Tehnik Memasak Perancis di Academie D’Art Culinaire Le Cordon Bleu 
salah satu sekolah Tehnik Seni memasak yang cukup tua di dunia, berdiri sejak tahun 1895di 
Paris  dan saya sendiri berada di sana selama kurang lbih satu tahun yaitu  pada tahun 2004-
2005, dalam rangka untuk menguasai tehnik memasak Perancis dan mendapatkan Diplôme 
de Cuisine.
Dan juga peran dari Pemerintah Perancis sangat luar biasa dalam hal memperkenalkan 
seni budaya mereka dan ini masih mereka lakukan hingga saat ini. Ini  dikarenakan mereka 
sangat bangga dengan seni budaya mereka sendiri, padahal jelas kita ketahui bahwa tehnik 
memasak masakan Perancis mendapat pengaruh dari negara-negara baik sekitarnya yaitu negara-
negara tetangganya maupun negara-negara lain yang pernah menjadi koloninya.
Mereka mengembangkan tehnik-tehnik memasak didalam istana-istana mereka dan  baik pada 
saat sebelum Revolusi Perancis, sebelum Kaisar Napoleon Berkuasa maupun setelah
Kaisar Napoleon berkuasa dan sesudahnya, disebar dengan sengaja keluar Perancis.
Jangan lupa juga pengaruh dari para chef terdahulu seperti Laverene yang menulis mengenai 
buku tehnik memasak dan di publikasikan ke public, Boulanger yang berani menantang arus, 
Careme, Escoffier serta legenda hidup yaitu Paul Bocuse mereka inilah yang mengembangkan 
tehnik Memasak, mere-organisasi struktur dapur hingga seperti saat ini.
Ada beberapa hal yang menjadikan Tehnik Memasak Perascis jadi mendunia, yaitu melalui, Para 
Chefnya, buku-buku yang di publikasikan, dan sekolah-sekolahnya, dan tidak lupa 
mempromosikannya ke luar negeri.Trubek (1995)
Bagaimana Indonesia?
Indonesia seharusnyapun bisa menempatkan diri paling tidak untuk tahap awal sebagai pusat 
Kuliner Asia Tenggara, sayangnya posisi ini sudah diambil oleh Singapura, yang dengan 
dukungan kuat pemerintahnya, mereka juga menyadari bahwa negara mereka tidak mempunyai 
 sumber daya alam.Tetapi Singapura mempunyai satu hal, yaitu kemauan yang keras yang 
didukung oleh segenap lapisan Masyarakatnya.
Indonesia, seperti kita ketahui mempunyai kurang lebih 17.504 pulau dengan yang di huni oleh 
manusia sekitar kurang lebih 6.000 pulau, dengan jumlah 33 propinsi dan mempunya jumlah 
makanan dan masakan yang bevariasi seharusnya bisa juga masuk jajaran atas negara-negara di 
dunia yang sekarang ini sangat terkenal makanan dan masakannya.
Dunia hanya tau bahwa hanya ada 2 (dua) masakan kita yang dikenal oleh yaitu Nasi Goreng dan 
Sate, kemanakah masakan kita yang lain? Seperti Rendang, Cendol, Laksa Betawi(diklaim oleh 
Malaysia), Gudeg, Soto, dan lain sebagainya?
Permasalahannya adalah bukan bisa atau tidak, permasalahannya adalah mau atau tidak. 
Indonesia pun mempunyai satu atau lebih makanan yang agak susah diklaim oleh negara lain, 
misalnya Tumpeng. Bisa dipastikan dihampir setiap acara seremonial di Indonesia Tumpeng 
selalu hadir.
Kesimpulan
Butuh waktu yang cukup lama bagi Perancis dan perjuangan yang tidak mudah shingga akhirnya 
Tehnik memasak Perancis atau yang lebih dikenal dengan nama Haute Cuisine menjadikan 
tehnik ini dikenal luas di luar Perancis.
Melakukan suatu pekerjaan yang diluar kebiasaan atau istilahnya Out of  The Box…itulah yang 
dilakukan para chef terdahulu, berani menentang arus dan mereka yakin dengan apa yang 
mereka lakukan
Tidak kenal putus asa, bahkan mereka sejak dari muda yakin dengan apa yang mereka pilih, 
sebagai contoh, August-Escofier telah menjadi Chef pada usia muda yaitu 12 tahun dan dia 
pulalah yang melakukan perubahan pada organisasi dapur, mempersingkat organsisasi. Merubah 
menu klasik yang berjumlah cukup banyak dan menjadi simple.
Pada intinya adalah jika kita menekuni sesuatu pekerjaan haruslah di lakukan dengan sunguh-
sungguh, para chef tersebut bukan saja bukan punya kemauan, tetapi mereka benar benar 
menjiwai pekerjaannya, seakan akan mereka menikah dengan pekerjaannya.
Adanya promosi yang kuat dari dulu, adanya sekolah-sekolah kuliner yang trkenal kemudian 
adanya penulis-pneulis buku mengenai masakan dan tehnik-tehniknya serta pengembangan-
pengembangn tiapada henti ini yang membuat Tehnik Perancis hingga saat ini menjadi panduan 
atau kiblat agi para chef dan jurumasak di seluruh dunia. (Trubek:1995)
Saran
Sebaiknya jika negara kita ingin masakan-masakan dan makanan-makanannya ingin dikenal di 
dunia begitu pula tehnik-tehniknya, sudah saatnya kita mulai membukukan dan menelusuri 
sejarah makanan kita, dengan cara mempromosikannya ke seluruh dunia dintaranya adalah 
dengan cara, memajukan sekolah-sekolah kuliner yang sudah ada, membuka sekolah –sekolah 
kuliner di setiap daerah baik ibu kota propinsi, kotamadya hingga kabupaten, karean dari 
sekolah-sekolah inilah akan di hasilkan para pekerja di bidang kuliner yang berkualitas serta pula 
menetapkan standar kurikulumnya, membuat penelitian-penilitiannya selain dari pada itu  
mendidik para juru masak Indonesia  yang telah ada dan setelah itu menyebarkannya.
Di Perancis sendiri  sekolah-sekolah melakukan penelitian yang dananya di dukung baik oleh 
pemerintah maupun swasta. Sekolah yang bagus adalah jika sekolah tersebut dapat membuat 
atau menerbitkan buku-buku panduan atau buku-buku ajar yang telah di publikasikan, apa lagi 
jika sampai diterjemahkan ke berbagai acam bahasa dan di pakai sebagai acuan dan standar oleh 
sekolah lain.
Beberapa hal lain yang menurut pengalaman pribadi saya adalah, memberikan tehnik penulisan, 
tehnik membuat penelitian serta pada masa ini yang tidak boleh dilupakan adalah memberikan 
pelatihan Tehnologi Informasi.
Daftar Pustaka
-          The Empire of the Senses: French Haute Cuisine and The Rise of Modern Culinary Profession, 1870-1910. Amy B. Trubek.A dissertation in Athrophology. Presented to the faculties of university of Pennsylvania in Partial to fulfillment of the requirement for the degree of Doctor of Philosophy. 1995. 
-          The Waiter Handbook, Graham Brown,Karon Hepner:2000
-          Food is Culture, Massimo Montanari, 2004.
-          Professional Chef, Culinary Institute of America 2006
-          Professional Cooking, Wayne Gisslen 2007
-          Catering Management, Nancy Lohan Scanlon, Phd. 2007.
(Pernah di muat di Jurnal Ilmiah Horeka, Sekolah Tinggi Pariwsata Trisakti. Vol. 3)